NYAREH TRETAN

Idul Fitri adalah hari raya atau lebaran bagi ummat Islam sedunia dalam merayakan kemenangan, selepas satu bulan penuh berpuasa di Bulan Ramadhan. Perayaan Idul Fitri ini diselenggarakan hanya satu tahun sekali, dengan dimeriahkan oleh suara gema takbir yang berkumandang di berbagai daerah. Anak-anak kecil biasanya beramai-ramai menyalakan kembang api, dengan begitu gembiranya. Pelaksaan sholat I’ed lazimnya dilaksanakan saat telah terbit fajar sekitar pukul 06.20, sehingga sejak usai sholat subuh banyak orang yang telah berdatangan ke Masjid setempat.

            Hari raya Idul Fitri merupakan hari raya yang penuh dengan keuunikan, apalagi bagi anak-anak kecil momentum inilah yang mereka tunggu selama satu tahun. Mengapa demikian? Bagaimana tidak, siapa yang tidak kenal dengan istilah ampau atau THR? Sebuah tradisi bagi-bagi uang yang biasanya diwadahi amplop kecil, dibagikan kepada anak-anak kecil di Rumah sanak saudara. Selain itu, banyak sekali tradisi yang masih hidup pada setiap lebaran atau hari raya Idul Fitri, seperti misalnya bersilaturrahim, bermaaf-maafan, memakai baju baru, membuat ketupat, berbagi jajan, dan masih banyak lagi.

            Di daerahku, terdapat satu tradisi yang mungkin saja ada di daerah lain namun kecil kemungkinannya. Apa itu? Nyareh Tretan. Nyareh Tretan berasal dari bahasa Madura, yaitu ‘nyareh’ berarti mencari dan ‘tretan’ berarti saudara. Tidak jauh berbeda dengan bersilaturrahim, artinya kegiatan didalamnya tidak jauh dari mendatangi rumah sanak saudara dengan niat bermaaf-maafan. Namun, yang membedakan adalah bagaimana dan dimana pelaksanaan kegiatan tersebut berjalan. Tradisi Nyareh Tretan ini berarti bersilaturrahim ke seluruh keluarga besar, artinya setiap saudara yang masih satu keturunan dari satu bani akan dijumpai rumahnya, dengan jarak sejauh apapun. Biasanya, sanak saudara yang paling muda lah yang harus bersilaturrahim ke rumah saudara-saudaranya yang lebih tua.

            Sebagaimana arti dari katanya, mencari saudara yakni menjumpai kembali sanak saudara yang dicap hilang atau tidak ada kabar daripada saudara-saudara yang lain. Itu yang menjadi poin utama dari tradisi nyareh tretan ini. Semakin jauh tempat tinggalnya, akan semakin dikejar (dijumpai) oleh saudaranya. Tidak hanya berlaku pada yang mengunjungi, seminggu selepas itu pasti akan dibalas oleh saudara yang telah dijumpai sebelumnya. Maka muncullah hari puncaknya, yaitu pada Halal Bi Halal Bani. Dimana semua sanak saudara yang mencari ataupun yang dicari, berkumpul menjadi satu di Tempat yang telah dipersiapkan.

           


Komentar

Postingan Populer